Definisi Globalisasi
Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang berimplikasi pada munculnya berbagai kemungkinan perubahan di dunia. Efek globalisasi dapat menghilangkan segala macam hambatan yang membuat dunia lebih terbuka dan membutuhkan. Dapat dikatakan bahwa globalisasi telah membawa cara pandang baru terhadap konsep “dunia tanpa batas” yang kini telah menjadi kenyataan, berdampak besar terhadap perkembangan budaya, dan akhirnya membawa perubahan baru.
Baca Juga : Contoh Data Kualitatif
Berikut pengertian dan definisi globalisasi menurut beberapa ahli: Globalisasi juga sering diartikan sebagai internasionalisasi, karena kedua istilah tersebut memiliki banyak kesamaan karakteristik, sehingga kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Beberapa orang mendefinisikan globalisasi sebagai sesuatu yang berkaitan dengan pengurangan kekuatan, peran, dan batas suatu negara. Dalam arti luas, globalisasi mengacu pada semua kegiatan masyarakat internasional. Bahkan, globalisasi juga dapat didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial di seluruh dunia yang menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan berbagai cara, dengan peristiwa lokal yang dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di tempat lain, dan sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa definisi globalisasi menurut para ahli.
Waters mendefinisikan globalisasi dari perspektif yang berbeda. Ia mengatakan bahwa globalisasi adalah proses sosial, dan batas-batas geografis tidak penting bagi kondisi sosial budaya dan pada akhirnya tercermin dalam kesadaran masyarakat.
Definisi ini hampir identik dengan apa yang dimaksud Giddens. Diantaranya, globalisasi adalah saling ketergantungan satu negara dengan negara lain, satu dengan yang lain, melalui perdagangan, perjalanan, pariwisata, budaya, informasi dan interaksi yang luas, membuat batas-batas negara semakin sempit.
Pengertian globalisasi ini juga disampaikan oleh sejumlah ahli yang mengatakan bahwa globalisasi adalah suatu proses dimana individu, kelompok, masyarakat dan bangsa berinteraksi, berhubungan, bergantung dan mempengaruhi satu sama lain melintasi batas-batas negara.
Tomlinson mendefinisikan globalisasi sebagai pengurangan jarak yang ditempuh dan waktu yang dihabiskan untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, baik fisik (seperti bepergian melalui udara) atau representasional (seperti penggunaan media elektronik untuk menyampaikan informasi dan gambar), untuk melintasinya.
Menurut Lehmann, globalisasi sering didefinisikan sebagai “pertumbuhan yang cepat dari saling ketergantungan dan keterkaitan di bidang perdagangan dan keuangan.” Namun, ia sendiri percaya bahwa globalisasi tidak terbatas pada fenomena arus perdagangan dan keuangan yang semakin meluas, yang disebabkan oleh tren lain yang didorong oleh kemampuan teknologi yang memfasilitasi transformasi keuangan, seperti globalisasi komunikasi” dan ledakan kemampuan teknologi lainnya. . Ini mendorong perubahan finansial. Globalisasi komunikasi adalah salah satu tren tersebut.” Globalisasi dapat dilihat sebagai kompresi ruang dan waktu dalam hubungan sosial dan munculnya kesadaran global akan stagnasi ini. Dalam bahasa sehari-hari, proses ini dapat digambarkan sebagai “dunia semakin kecil”.
Globalisasi juga dapat didefinisikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan kegiatan ekonomi lintas batas wilayah nasional dan regional. Hal ini tercermin dari arus barang, informasi, jasa, modal dan tenaga kerja melalui perdagangan dan investasi. Scholte memiliki beberapa definisi tentang apa yang dimaksud dengan globalisasi, antara lain sebagai berikut:
- Internasionalisasi. Globalisasi didefinisikan sebagai peningkatan aktivitas dalam hubungan internasional. Sementara masing-masing negara masih mempertahankan identitasnya sendiri, itu semakin saling tergantung.
- Liberalisasi. Globalisasi juga diartikan sebagai menyusutnya batas-batas suatu negara. Misalnya, harga impor dan ekspor, arus devisa dan masalah migrasi.
- Generalisasi. Semakin besar penyebaran materi dan immateri ke seluruh dunia, hal ini juga diartikan sebagai globalisasi. Pengalaman di satu tempat bisa menjadi pengalaman global.
- Westernisasi. Westernisasi adalah bentuk generalisasi, dimana budaya dan cara berpikir menyebar lebih luas, memberikan pengaruh global.
- Hubungan antarplanet dan superyurisdiksi. Definisi kelima ini sedikit berbeda dengan keempat definisi sebelumnya. Empat definisi pertama menunjukkan bahwa masing-masing negara masih mempertahankan ontologinya, tetapi definisi kelima menunjukkan bahwa dunia global memiliki ontologinya sendiri, bukan hanya gabungan dari masing-masing negara.
Namun selama ini penggunaan istilah globalisasi belum memberikan definisi yang jelas. Meskipun beberapa fitur dan dimensi telah disebutkan secara luas di atas. Konsep globalisasi perlu digali lebih dalam agar kita dapat menilai dampak globalisasi terhadap peradaban dan perubahan perilaku. Memang sampai saat ini kita belum memiliki definisi dan konsep yang jelas tentang globalisasi. Kami berasumsi bahwa para ahli belum/tidak akan setuju dengan definisi globalisasi. Demikian pula, tidak ada konsensus ilmiah dalam merumuskan konsep budaya dan peradaban itu sendiri.
Seperti disebutkan di atas, ruang lingkup globalisasi sangat luas. Menurut para ahli, pengertian globalisasi secara komprehensif adalah serangkaian proses aliran global yang melibatkan berbagai jenis objek dalam berbagai bidang kegiatan manusia, termasuk materi dan immateriil, informasi, ide, institusi, dan sistem. Serangkaian proses aliran dan bidang aktivitas manusia yang terlibat semakin saling berhubungan, saling bergantung dan kompleks di alam.
Globalisasi dalam arti luas adalah fakta yang tak terbantahkan. Mungkin kita sepakat bahwa proses globalisasi sudah ada jauh sebelum kata globalisasi diperkenalkan. Atau lebih tepatnya, proses globalisasi yang berlangsung sebelum dikenalnya istilah globalisasi sering disebut sebagai globalisasi tanpa nama “globalization is a reality without a name”. Globalisasi tanpa nama ini sudah ada jauh sebelum era kolonialisme dan imperialisme Barat yang dimulai sekitar tahun 1500, bahkan sebelum peradaban Islam menguasai dunia. Bahkan, akar rumput globalisasi dapat ditelusuri kembali ke era pra-Islam.
Mars berpendapat bahwa, pada dasarnya, imperialisme adalah bentuk globalisasi. Atau setidaknya, dapat dilihat sebagai proxy untuk globalisasi. Setiap imperialisme, seperti yang kita ketahui, memiliki kecenderungan untuk mengglobalkan objek-objek tertentu. Berdasarkan sudut pandang ini, kita dapat mengatakan bahwa peradaban Romawi dan peradaban Persia, yang ada sebelum peradaban Islam, berkontribusi pada tren globalisasi dan mempercepat perkembangan globalisasi. Tentu saja, ada perbedaan antara globalisasi hari ini dan globalisasi masa lalu. Namun perbedaannya bukan pada sifatnya, melainkan pada karakteristiknya. Artinya, selama kita berbicara tentang fakta yang sama, yaitu globalisasi, esensinya tetap sama meskipun zaman berubah. Inti dari globalisasi adalah proses dimana berbagai objek mengalir dalam skala global. Faktanya, secara kasar, bidang aktivitas manusia yang terlibat dalam aliran benda-benda ini tidak berubah.
Seiring dengan perkembangan zaman, karakteristik globalisasi telah mengalami banyak perubahan. Misalnya, indeks fitur, interdependensi, kecepatan, dan keluasan. Aliran objek dari segala jenis hari ini lebih cepat, lebih banyak, dan lebih luas daripada di masa lalu. Fenomena globalisasi seperti ini dapat digambarkan sebagai gelombang yang melanda dunia. Gelombang zaman modern lebih kuat, lebih besar dan lebih cepat dari gelombang globalisasi di era peradaban Islam. Di era postmodern, gelombang globalisasi semakin besar, kuat dan merajalela di seluruh dunia.
Konsep globalisasi memerlukan penjelasan yang lebih rinci agar kita dapat menilai dampak globalisasi terhadap semua aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, masyarakat, budaya dan agama. Sifat dan ruang lingkup dampak globalisasi yang dapat dibahas tergantung dari arti kata globalisasi itu sendiri. Dan perlu dipahami bahwa pengertian globalisasi adalah “sumber pengaruh”, dan “penerima pengaruh” adalah segala aspek kehidupan.